Sunday, September 22, 2013

Potensi Hutan Kota sebagai Alternatif Substitusi Fungsi Alat Pendingin Udara (Air Conditioner)

Kota merupakan lingkungan yang memiliki tingkat pembangunan infrastruktur, kepadatan penduduk dan segala aktifitasnya sangat tinggi, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu udara perkotaan. Pada umumnya upaya responsif masyarakat ialah dengan penggunaan alat pendingin ruangan (Air Conditioner) di rumah-rumah maupun perkantoran.
 
Upaya tersebut tidak murah mengingat biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengoperasikan alat pendingin tersebut relatif tinggi dan belum terjangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Selain itu manfaat yang diperoleh dari alat pendingin ruangan hanya terbatas pada ukuran dan ruangan (indoor) saja serta panas sebagai efek samping justru menambah pemanasan suhu udara di luar ruangan.
 
Sementara itu, vegetasi hutan kota dapat memberikan manfaat ekologis pada lingkungan sekitarnya, salah satunya dapat mereduksi peningkatan suhu udara di perkotaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji kemampuan vegetasi hutan kota dalam menyerap panas serta potensinya untuk menggantikan fungsi alat pendingin ruangan, sehingga dapat diketahui nilai efisiensi hutan kota. Penelitian diawali dengan melakukan pengukuran kebutuhan pendingin pada ruangan dengan menggunakan instrumen berupa data check list.
 
Potensi hutan kota dalam menurunkan suhu dilakukan melalui pendugaan menggunakan mengukur densitas fluks panas pada vegetasi dan dengan dilengkapi data sekunder yaitu laju kalor laten dari permukaan, laju evaporasi air, intensitas cahaya matahari, albedo pada vegetasi hutan kota, dan kerapatan fluks penyerapan radiasi oleh permukaan.
 
Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa pohon memiliki kemampuan serapan kalor rata-rata sebesar 3192 KJ/jam. Dengan demikian satu unit Air Conditioner 1 PK (kapasitas 9.495 KJ/jam) dapat disubstitusi tiga pohon, sementara satu unit Air Conditioner 1,5 PK (kapasitas 18.990 KJ/jam) dapat disubstitusi dengan enam pohon dan untuk satu unit AC 2 PK (kapasitas 28.485KJ/jam) dapat disubstitusi dengan sembilan pohon.
 
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan vegetasi hutan kota mampu mengurangi tingkat penggunaan alat pendingin ruangan yang membutuhkan biaya yang tinggi dan memiliki berbagai kelemahan. Efisiensi hutan kota untuk satu ruangan dengan pemasangan AC yang tepat yaitu 3-9 kali lebih murah dibandingkan penggunaan AC. Sedangkan total efisiensi pada delapan ruangan yang diteliti yaitu sebesar Rp447.652.590,- dalam waktu 10 tahun atau Rp44.765.259,-/tahun. Dengan demikian, pembangunan hutan kota untuk menggatikan AC sangat rasional karena mampu menghemat biaya pengeluaran suatu ruangan dengan sangat signifikan.
 
Sumber :
Dahlan. E34070096. Potensi Hutan Kota Sebagai Alternatif Substitusi Fungsi Alat Pendingin Ruangan (Air Conditioner), Studi Kasus di Kampus IPB Darmaga. Dibawah Bimbingan: (1) Dr. Ir. Endes N. Dahlan MS. dan (2) Dr. Ir. Irzaman, M.Si.
 
http://dahlanshut.wordpress.com/2011/06/04/potensi-hutan-kota-sebagai-alternatif-substitusi-fungsi-alat-pendingin-ruangan-air-conditioner-studi-kasus-di-kampus-ipb-darmaga/

No comments:

Post a Comment